Karakter, Kompetensi, dan Kolaborasi: Tiga Modal Penting dalam Menghadapi Era VUCA

SELASA, 2 FEBRUARI, 2021

Karakter, Kompetensi, dan Kolaborasi: Tiga Modal Penting dalam Menghadapi Era VUCA

Kehidupan manusia terus berevolusi seiring bergulirnya waktu. Pencapaian dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi menjadi salah satu pemicu utama perubahan besar-besaran yang terus terjadi dari tahun ke tahun. Empat fase revolusi industri telah terlewati, di mana dalam setiap fase kultur kehidupan dan karakter manusia juga berbeda-beda.

Beberapa tahun belakangan, beberapa pakar menyatakan bahwa tibalah era yang bernama VUCA. Ia merupakan akronim dari Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity. Era di mana terjadi banyak kerumitan, ketidakpastian, perubahan, kompleksitas, hingga ketidakjelasan yang membingungkan semua kalangan. Baik pelaku bisnis, pegiat pendidikan, hingga pejabat pemerintahan.

Menghadapi era ini, terdapat beberapa hal yang perlu yang perlu dimiliki oleh seseorang jika tak ingin kalah dalam persaingan global. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sendiri mencanangkan pentingnya karakter dan kompetensi sebagai dua aspek penting yang perlu dipersiapkan.

Di sisi lain, Gets Indonesia mencoba menyempurnakannya dengan menambahkan kemampuan kolaborasi sebagai modal yang tak kalah penting untuk diperhatikan. Oleh karenanya, secara berturut-turut ketiga modal penting dalam menghadapi era VUCA ialah karakter, kompetensi, dan kemampuan kolaborasi.

Karakter merupakan pondasi utama yang perlu dimiliki seseorang dalam menghadapi era VUCA. Dalam kacamata teknologi, karakter ibarat prosesor yang menentukan performa sebuah komputer. Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa karakter merupakan hasil akumulasi dari tindakan yang menjadi kebiasaan, dengan ditopang oleh ilmu dan pengetahuan.

Pentingnya karakter di era sekarang juga tercermin dari arah pendidikan global yang menjadikan karakter sebagai salah satu pilar utama model pendidikan abad 21, di samping pengetahuan (knowledge) dan keahlian (skills). Center for Curriculum Redesign misalnya menyebutkan bahwa keingintahuan, keberanian, ketahanan, kepemimpinan, hingga kesadaran akan kehidupan sekarang (mindfulness) merupakan contoh dari karakter utama yang perlu dimiliki oleh setiap orang.

Modal kedua  yang perlu dimiliki ialah kompetensi. Dengan kompetensi, sebuah pekerjaan akan terselesaikan secara baik dan tepat, tidak melenceng dari sesuatu yang semestinya. Sebagai contoh, persoalan ekonomi tentu akan lebih optimal hasilnya jika ditangani oleh seorang ekonom daripada diselesaikan oleh teknisi kapal. Pada salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.

Ketiga, modal yang juga tak kalah penting dalam menghadapi era VUCA ialah kemampuan kolaborasi. Amy Blankson dalam tulisannya yang berjudul Why Collaboration is The Currency of The Future mengemukakan bahwa kolaborasi merupakan mata uang di masa depan. Artinya, kesuksesan seseorang tergantung seberapa besar orang tersebut mampu berkolaborasi dengan pihak lain, baik dalam hal sektor pendidikan, lingkungan hidup, ekonomi, maupun bisnis.

Ketiga modal penting inilah yang menjadi fokus utama Gets Indonesia dalam program-program yang ditawarkan, baik itu training, coaching, maupun therapy. Dengan modal karakter, kompetensi, serta kolaborasi seseorang memiliki peluang lebih besar untuk meraih kesuksesan dalam menghadapi era VUCA.


Leave a Reply