Regenerasi kepemimpinan mutlak dibutuhkan oleh sebuah organisasi. Begitu pula dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMK Telkom Sidoarjo. Dalam rangka mendapatkan dan menempatkan kandidat terbaik sesuai dengan potensinya, SMK Telkom Sidoarjo menggandeng Panca Olah Institute dalam pelaksanaan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) bagi calon pengurus OSIS masa bakti 2021/2022.
Dilangsungkan selama tiga hari di lingkungan sekolah, LDKS ini dibuka langsung oleh Rahmat Dwi Djatmiko, S. Kom. selaku Kepala SMK Telkom Sidoarjo pada hari Jumat, 10 Desember 2021. Hari pertama pelaksanaan LDKS diawali dengan materi pembekalan mengenai sistem administrasi di sekolah serta acara malam keakraban bagi seluruh peserta LDKS.
Menginjak hari kedua, materi tentang Character Building with Panca Olah Method diberikan oleh Coach Indra Hanjaya dari Panca Olah Institute. Dalam sesi tersebut, Coach Jaya sebagai Spiritual Life Coach mengajak peserta LDKS untuk mereflekesikan apa dan dan bagaimana karakter itu bisa terinternalisasi dalam diri seseorang.
Dengan teknik coaching, terjadi interaksi dua arah secara interaktif antara pemateri dan peserta LDKS dalam format tanya jawab tentang materi yang diberikan. Satu hal yang kemudian menjadi penting untuk dipahami oleh peserta LDKS ialah bagaimana mereka bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan besar dalam hidup manusia secara umum.
"Dengan menjawab pertanyaan siapa kita; dari mana kita; dan mau ke mana kita, seseorang akan bisa mengetahui dan selanjutnya merumuskan bagaimana jalan hidup yang akan ia ambil ke depannya," ujar Coach Jaya dengan nada yang serius.
Selanjutnya, seseorang juga perlu meneguhkan mindset yang terbentuk dalam alam bawah sadar pikirannya agar selaras dengan apa yang menjadi harapan dan cita-citanya. "Manusia sering kali tidak sadar bahwa program pikiran bawah sadar itu berpengaruh sangat besar dalam kehidupan sehari-hari seseorang," jelas Coach Jaya.
Tak lupa, Coach Jaya juga berpesan pentingnya mengharmonisasikan aspek-aspek yang ada dalam diri manusia melalui metode Panca Olah. Secara berurutan, Panca Olah terdiri dari Olah Pikir, Olah Hati, Olah Rasa, Olah Raga, dan Olah Karsa. Dengan harmoni dan sinergi antar kelima hal itu, aktualisasi potensi diri seseorang akan tercapai dengan baik dan optimal.
Pada sesi selanjutnya, peserta LDKS mendapatkan materi tentang Effective Communication Skill bersama Bung Mukri Aji. Keterampilan komunikasi yang baik merupakan bekal bagi terciptanya kesolidan di dalam tubuh sebuah organisasi.
Di samping teori mengenai bagaimana berkomunikasi secara efektif, Bung Aji juga memberikan simulasi berkomunikasi kelompok secara langsung. "Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika berkomunikasi ialah aspek visual, vokal, dan verbal," imbuh Bung Aji dengan tegas.
Pada Sabtu malam, Coach Jaya kembali mendampingi peserta LDKS dalam materi Becoming Authentic Leader. Di sesi ini, peserta LDKS diajak untuk melakukan beberapa aktivitas seperti memasukkan benang ke dalam jarum hingga merancang sebuah program kerja secara riil untuk OSIS nantinya.
Aktivitas tersebut tidak lain bertujuan untuk menumbuhkan jiwa-jiwa kepemimpinan yang otentik dari setiap orang. Dengan aktivitas ini pula peserta lebih mampu memahami kekuatan dan kelemahan dirinya, sehingga tiap orang bisa berkontribusi sesuai dengan kompetensi dan kapabilitasnya.
Di hari terakhir LDKS, materi experiential learning berupa game siaga bencana diberikan oleh Panca Olah Institute. Tiap peserta harus bisa melewati rute game yang diberikan hingga mencapai garis finish dengan skenario keadaan menderita salah satu dari penyakit lumpuh, buta, atau bisu. Hanya dua orang terpilih yang tetap menjadi manusia normal dengan tugas mengoordinir teman-temannya untuk menyelesaikan game tersebut.
Permainan di atas memiliki makna filosofis di mana keadaan lumpuh, buta, atau bisa merupakan metafor dari kondisi nyata yang sering terjadi di berbagai organisasi. Lumpuh misalnya menggambarkan orang yang tidak mau bergerak dan berkontribusi. Ada yang tahu, namun pura-pura tidak melihatnya layaknya orang buta. Sedangkan si bisu biasanya berlagak tidak bisa mendengar apa-apa, padahal ia punya kemampuan untuk mendengar.
Kerja sama dan kolaborasi antar teman menjadi kunci penting yang perlu diperhatikan, selain tentunya karakter dan kompetensi, bagi seluruh peserta LDKS agar mereka bisa mencapai tujuan akhir yang ditentukan. Di sisi lain, masing-masing orang tentunya perlu mengesampingkan ego pribadi dan mengedepankan kemaslahatan bersama.
Rangkaian kegiatan LDKS selama tiga hari di SMK Telkom Sidoarjo diakhiri dengan refleksi bersama Coach Jaya. "Apa yang kalian pelajari selama tiga hari ini adalah simulasi kecil dari perjalanan kalian selama satu tahun ke depan di bawah naungan OSIS," ungkap Coach Jaya.
Menjadi pengurus OSIS pada akhirnya bukanlah sebuah pencapaian yang patut dibanggakan atau digembor-gemborkan, melainkan perihal amanah dan tanggung jawab yang perlu diwujudkan dalam aksi-aksi konkret untuk menyukseskan visi dan misi SMK Telkom Sidoarjo dalam pembangunan manusianya.