PancaOlah.com – Pada hari Senin (22/01) pagi waktu setempat, Panca Olah Institute menghadiri undangan dari SMAN 04 Bogor untuk memberikan pelatihan bertajuk Character Building with Panca Olah Method kepada jajaran guru dan tenaga administrasi sekolah yang ada di sekolah. Tak kurang dari 50-an peserta menyimak dan mengikuti jalannya pelatihan bersama Coach Indra Hanjaya, Life Coach sekaligus Founder Panca Olah Institute.
Agenda pelatihan tersebut dilaksanakan setelah rangkaian kegiatan Sosialisasi Disiplin Aparatur Sipil Negara (ASN) oleh pihak sekolah. Sebelum sesi pelatihan dimulai, Yulianti Rosdian, M.Pd., Kepala SMAN 04 Bogor, menyatakan tujuan dan harapan dari diluncurkannya program double track bagi murid seluruh jenjang pendidikan di SMAN 04 Bogor.
“Selama minimal enam bulan ke depan sekolah kita akan ditemani oleh Panca Olah Institute untuk memaksimalkan program double track bagi murid-murid kita. Jadi selain anak-anak kita persiapkan untuk siap memasuki perguruan tinggi negeri (PTN) dan sejenisnya, mereka juga akan dibekali keterampilan hidup. Bagi mereka yang ingin jadi petani, pengusaha, dan sebagainya akan kita dukung dan fasilitasi penuh,” ujar Bu Yuli.
Tak hanya itu, program upgrading lanjutan untuk para guru dan tenaga administrasi sekolah turut disiapkan sebagai salah satu penunjang utama bagi berjalannya program yang dirancang selama satu tahun ke depan tersebut. Kualitas guru sebagai fasilitator utama dalam proses belajar mengajar setiap harinya tentu menjadi aspek yang tak boleh luput dari perhatian.
Mengawali rangkaian pelatihan, para peserta yang hadir diajak untuk melakukan senam energi sebagai pembuka serta penyemangat untuk jajaran guru dan tenaga administrasi sekolah yang hadir. Senam ini dilakukan untuk memberi penyegaran bagi aliran jalur energi tubuh yang mengalir dari kepala hingga kaki.
Setelah itu, agenda inti pelatihan bersama Coach Jaya dimulai. Di awal, ia mengajak para peserta untuk melakukan refleksi dari dampak pandemi Covid-19 terhadap perubahan karakter, mental, dan perilaku manusia. Ibarat proses pembuatan beras, peristiwa pandemi merupakan fenomena yang menjadi titik balik dari proses evolusi kesadaran manusia (the great reset), di mana ada pemisahan gabah dari yang berkualitas dan kurang berkualitas.
Lebih lanjut, pria yang menjadi praktisi pemberdayaan diri selama belasan tahun tersebut mengemukakan pentingnya revolusi spiritual bagi manusia di era sekarang. Proses revolusi spiritual itu bisa dilakukan dengan mengolah diri, menjernihkan pikiran, menata hati, dan menyempurnakan takdir Ilahi.
Coach Jaya juga mengajak para peserta yang hadir untuk memaknai hidup secara tepat. Selama ini, kecenderungan manusia lebih sering mengeluh dalam menghadapi persoalan hidup yang ada. Padahal secara ilmiah hal itu justru berdampak buruk bagi kehidupan jangka panjang. Ia ingin mengubah paradigma yang telah lama terinternalisasi tersebut.
“Mulai hari ini, bersediakah kita untuk memaknai hidup sebagai perayaan syukur dan sukacita? Dengan menjadikan hidup sebagai perayaan syukur dan sukacita, maka hal itu secara otomatis akan memberikan dampak yang positif dalam hidup kita,” tegas Coach Jaya. Ia juga mengajak peserta untuk berlatih bagaimana membuang sampah-sampah kejiwaan yang ada dalam diri dengan praktik secara langsung.
Dalam rangka mendukung terpenuhinya hidup sebagai perayaan syukur dan suka cita, satu hal penting yang mesti dipahami oleh setiap manusia ialah di mana posisi level kesadaran dan emosi kita. Apakah berada pada kurva yang menunjukkan kekuatan atau justru tekanan?
Dua hal itu dijelaskan Coach Jaya sebagai petunjuk untuk mengetahui apa dan bagaimana sikap yang tepat dalam merespons kondisi kita saat ini. Standar minimal level kesadaran manusia juga harus dicapai untuk mencapai hidup yang tenang dan bahagia.
Sementara itu, aspek yang tak kalah penting untuk diketengahkan sebagai guru tentunya ialah perihal menjaga semangat dalam diri. "Manusia bukanlah ember yang perlu diisi, melainkan api yang perlu dinyalakan," ungkap Coach Jaya dengan penekanan yang cukup kuat. Apa yang disebut sebagai api di sini merupakan kesadaran untuk menjalankan misi serta peran hidup sebaik mungkin sesuai tugas yang diemban.
Terakhir, namun tak kalah pentingnya, keterampilan yang perlu dimiliki guru di era sekarang ialah kemampuan kolaborasi. Kolaborasi adalah daya penguat dari karakter dan kompetensi yang telah dimiliki oleh setiap guru. Melalui kolaborasi itulah program-program hebat yang dirancang oleh sekolah bisa terimplementasi dengan baik kepada murid, orang tua, dan guru.