PancaOlah.com- Dalam suasana perayaan Hari Ibu, tepatnya pada hari Sabtu, 23 Desember 2023, penggiat literasi sejarah dan budaya yang terhimpun dalam Komunitas Lembur Urang Kampung Kita Nusantara meluncurkan antologi kisah inspiratif ibu dan semesta berbasis kearifan lokal nuswantara.
Penampilan dari Kaisar Band dengan beberapa nomor lagu dari berbagai genre musik lintas waktu turut menjadi pembuka atas kegiatan peluncuran buku Ibu Bumi yang dihelat di Katumbiri Resort, Bogor. Sejak pagi hingga sore menjelang, atmosfer sejuk nan teduh yang berpadu dengan keindahan pemandangan alam sekitar resor tersebut menjadi kombinasi yang pas bagi para peserta untuk mengikuti keseluruhan rangkaian acara.
Sebelum memasuki sesi inti acara, peserta terlebih dahulu diajak untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya versi 3 Stanza gubahan Wage Rudolf Supratman secara bersama-sama sebagai upaya untuk membangkitkan semangat dan jiwa nasionalisme segenap orang yang hadir. Ritual ini terasa penting, karena alunan musik sendiri berpengaruh terhadap kondisi psikologis dan sistem kepercayaan dalam diri seseorang.
Coach Indra Hanjaya dalam sambutannya sebagai Wakil Ketua Pelaksana agenda peluncuran buku Ibu Bumi menyampaikan terima kasihnya kepada Kirana Kejora selaku mentor yang membersamai 25 penulis yang tergabung dalam proses pembuatan buku Ibu Bumi dari awal hingga selesai menjadi satu buku utuh.
"Ibu Bumi lahir dari kesadaran, di mana kesadaran ini titiknya adalah keresahan kita sebagai seorang anak, putra, atau putri yang masih sering sekali lupa sebenarnya dari mana kita berasal, yakni dari Ibu kita. Selanjutnya, Ibu Bumi juga lahir untuk mengingatkan kita agar selalu menjaga kelestarian alam semesta dalam menjaga keindahan dan merawat kesemestaan (memayu hayuning bawana)," ujar Founder Panca Olah Institute tersebut.
Asep Kabayan sebagai Ketua Pelaksana turut memberikan apresiasi sebesar-besarnya atas peluncuran buku Ibu Bumi setelah melewati proses yang cukup panjang sejak inisiasi ide pertama kali dilakukan pada agenda Nyawang Wulan yang dihelat pada bulan September lalu. Kelahiran buku ini ia harapkan mampu menjadi oase di tengah kurangnya literasi sejarah dan budaya Nusantara dalam sektor penerbitan buku.
Getaran Ibu Bumi juga disambut dengan riang gembira oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Sandiaga Salahuddin Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sejak tahun 2020 turut memberikan apresiasinya atas terbitnya buku Ibu Bumi pada momen peringatan Hari Ibu tahun ini.
"Ibu adalah salah satu pilar tumbuh kembangnya sebuah bangsa. Saya mengucapkan selamat dan sukses atas peluncuran buku Ibu Bumi yang berkonsep writerpreneur. Semoga buku ini bisa memberi warna pelangi (katumbiri) bagi dunia penerbitan di Indonesia," ujar Sandiaga Uno yang juga merangkap sebagai Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Acara inti dimulai dengan pemanggilan Kirana Kejora, seorang sastrawan sekaligus novelis nasional, yang akan menyampaikan cerita di balik lahirnya buku Ibu Bumi. Setelah itu, seluruh penulis akan dipanggil satu per satu untuk berbagi esensi dari cerpen masing-masing dan bagaimana ia bisa mengikuti seluruh prosesnya hingga selesai.
"Ibu Bumi di sini bukan tentang ibu di rumah, itu hanya analogi kecil. Namun, ia berkisah tentang semesta raya, tentang bagaimana kita mencintai leluhur dunia dengan seisinya dari alam raya ini. Para elang tangguh (penulis) dari kalangan gen Z hingga baby boomers akan saya panggil satu-satu untuk bercerita lebih jauh tentang cerpen mereka," ungkap sosok yang juga menjadi pelopor gerakan writerpreneur di Indonesia.
Simbolisme peluncuran buku Ibu Bumi dilakukan dengan pemotongan tumpeng oleh Kirana Kejora untuk diserahkan kepada beberapa pihak yang mendukung penuh terbitnya buku antologi antologi kisah inspiratif ibu dan semesta berbasis kearifan lokal nuswantara. Hal ini juga menjadi manifestasi rasa syukur atas terbitnya buku Ibu Bumi ke dunia pada momen peringatan Hari Ibu yang dirayakan pada tanggal 22 Desember tiap tahunnya.
Rangkaian kegiatan peluncuran buku Ibu Bumi dilanjutkan dengan pementasan beragam hiburan, mulai dari drama Ibu Bumi, pembacaan puisi diiringi lagu, pembacaan petikan cerpen indung tunggul rahayu, monolog dan puisi, drama sunyi, pementasan lagu berjudul Kesaksian, kolaborasi tarian Ibu Bumi dan tarian rasa, hingga tari kreasi modern oleh para penulis dan pengisi acara yang ikut memeriahkan agenda peluncuran Ibu Bumi.
Keseruan kegiatan tersebut dipungkasi dengan pementasan angklung interaktif oleh seluruh peserta yang hadir sebagai wujud mencintai dan melestarikan budaya lokal secara global. Di malam hari, kegiatan dilanjutkan dengan agenda Nyawang Wulan sebagai satu momen untuk refleksi diri yang rutin digelar oleh Komunitas Lembur Urang Kampung Kita Nusantara saat purnama tiap bulannya.