Menindaklanjuti MoU kerja sama antara Panca Olah Institute dengan SMP Al Falah Assalam Sidoarjo, workshop pengembangan sekolah dengan tema Character Building diselenggarakan pada Rabu, 23 Juni 2021. Pelatihan tersebut diikuti oleh seluruh jajaran guru maupun wakil kepala sekolah yang ada di SMP Al Falah Assalam.
Dalam sambutannya, Kepala SMP Al Falah Assalam menekankan pentingnya karakter dalam menunjang pekerjaan dan amanah sebagai seorang guru. Apalagi guru merupakan teladan dari murid-murid yang diajar oleh mereka. Karakter merupakan akumulasi dari banyak hal, mulai dari pikiran, perbuatan, hingga kebiasaan seseorang.
“Pelatihan pembentukan karakter ini penting dalam menunjang program Merdeka Belajar, Pembelajaran Berbasis Kehidupan Nyata (PBKN), dan program-program sekolah. Ditambah SMP Al Falah Assalam baru saja terpilih menjadi salah satu Sekolah Penggerak di kancah nasional,” ujar Pak Herry.
Didampingi oleh Coach Indra Hanjaya, para guru banyak berbagi dan merefleksikan diri dari apa yang selama ini dirasakan, utamanya hal-hal yang berkaitan dengan karakter. “Karakter itu tidak bisa dibuat-buat, ia merupakan cerminan dari apa yang terkandung dalam diri seseorang,” ungkap Coach Jaya.
Tantangan zaman berupa adanya pandemi covid-19, revolusi indsutri 4.0, hingga era baru generasi milenial dan generasi Z sudah seharusnya membuat guru juga tumbuh dan berkembang sesuai dengan semangat zaman (zeitgeist). Konsep-konsep lama yang kaku dan usang tak selamanya harus dibawa ke era sekarang.
Setelah mengetahui dan mengenal tantangan yang ada di depan mata, Coach Jaya sebagai seorang Spiritual Life Coach mengajak para guru untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Hal ini menjadi penting sebagai modal untuk bisa bersaing dan menjadi pemenang di era Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity atau biasa dikenal dengan VUCA.
Pembenahan karakter bisa dicapai dengan banyak cara, namun satu aspek krusial yang menjadi titik tolak dari semua itu ialah pikiran manusia. Pola pikir seseorang akan menentukan apa yang akan ia dapatkan. Akan tetapi, Coach Jaya mengingatkan bahwa tidak cukup pembenahan pikiran semata.
Olah pikir yang digunakan sebagai dasar untuk pembentukan karakter perlu ditambah dan dilanjutkan dengan olah hati, olah rasa, olah raga, dan olah karsa. Secara keseluruhan, ia disebut dengan Panca Olah. “Dengan Panca Olah, guru-guru di Indonesia akan menjadi pribadi yang cerdas, berkarakter, dan mulia,” pungkas Coach Jaya.
Sebelum pelatihan diakhiri, Coach Jaya memberikan pandangan bahwa kehidupan di masa sekarang tak bisa dilepaskan dari apa yang terjadi di masa lalu dan juga hal yang akan terjadi di masa depan. Oleh karenanya, program-program therapy dan coaching yang ditawarkan Panca Olah Institute bisa menjadi media untuk berdamai dengan masa lalu dan menyongsong kesuksesan di masa depan.