Hidupkan Sarasehan Kliwonan, Mengurai Seni Hidup Bahagia Ki Ageng Suryomentaram dalam Konteks Kekinian

RABU, 7 FEBRUARI, 2024

Hidupkan Sarasehan Kliwonan, Mengurai Seni Hidup Bahagia Ki Ageng Suryomentaram dalam Konteks Kekinian

PancaOlah.com - Pada hari Selasa malam (06/02) waktu setempat, Panca Olah Institute mengadakan Sarasehan Selasa Kliwonan secara luring di Kandang Jurank Doank dengan tema "Seni Hidup Bahagia Ki Ageng Suryomentaram". Tiga pembicara kunci yang hadir dalam agenda tersebut ialah Muhaji Fikirono (Pengkaji Kawruh Jiwa Ki Ageng Suryomentaram), Indra Hanjaya (Founder Panca Olah Institute), dan Dik Doank (Seniman dan Musisi).

Sarasehan Selasa Kliwonan sendiri dalam catatan sejarah merupakan agenda rutinan yang diinisasi oleh Ki Ageng Suryomentaram, Ki Hajar Dewantara bersama beberapa rekan mereka dari kalangan pendidik, budayawan, dan beragam profesi lainnya sebagai forum untuk diskusi mengenai beragam hal (sosial, kebudayaaan, pendidikan, spiritual, kerakyatan) yang menjadi isu bersama pada masa itu.

Ada setidaknya tiga hal yang menjadi tujuan dibuatnya Sarasehan Selasa Kliwonan oleh Ki Ageng dan Ki Hajar, yakni membahagiakan diri sendiri (memayu hayuning salira), membahagiakan bangsa (memayu hayuning bangsa), dan membahagiakan sesama manusia (memayu hayuning manungsa).

Sarasehan Selasa Kliwonan: Seni Hidup Bahagia Ki Ageng Suryomentaram

Pertemuan ini rutin dilakukan setiap malam selasa kliwon di satu tempat dengan nuansa keintiman yang membuat setiap peserta yang hadir merasa bebas dan tidak ada beban untuk bersuara atau berpendapat mengenai isu yang sedang menjadi pembahasan utama.

Akan tetapi, dalam edisi Februari ini, perubahan waktu tak terelakkan seiring adanya hajatan demokrasi negara yang telah memasuki saat-saat krusialnya, yakni minggu tenang pemilihan presiden, sehingga menyebabkan izin keamanan wilayah tidak bisa dikeluarkan.

Sebagai pembuka, Muhaji Fikriono mewedar wejangan-wejangan Ki Ageng Suryomentaram, khususnya dalam bab bagaimana hidup bahagia. Menurutnya, istilah bahagia sebenarnya kurang tepat digunakan, karena istilah aslinya dalam bahasa Jawa ialah kawruh begja. Pemaknaan yang lebih pas ialah keberuntungan, bukan kebahagiaan.

Dalam bahasa lain, menjadi orang beruntung lebih penting, karena orang yang beruntung sudah pasti bahagia. Sebaliknya, orang yang bahagia belum tentu ia beruntung dalam hidup yang dijalaninya.

Sarasehan Selasa Kliwonan: Seni Hidup Bahagia Ki Ageng Suryomentaram

Elaborasi lebih lanjut mengenai hal ini ialah bagaimana manusia bisa merasakan rasa itu sendiri yang menjadi konsentrasi utama dalam bab kawruh begja yang disampaikan oleh Ki Ageng Suryomentaram. Hal ini dikarenakan rasa itu memiliki lapisan-lapisannya yang begitu banyak, termasuk dalam upaya untuk meraih kebahagiaan. Untuk itu, diperlukan praktik konkret dalam menuju kondisi manusia beruntung sekaligus bahagia.

Penulis buku Makrifat Jawa untuk Semua itu juga menyinggung bahwa menurut Ki Ageng proses mendapatkan kebahagiaan itu sebenarnya berasal dari dalam diri, meskipun di sisi lain kita tetap tidak bisa menafikan faktor-faktor eksternal di luar diri kita.

Adapun pemantik kedua dari perspektif psikologi terapan disampaikan oleh Indra Hanjaya, seorang Life Coach yang juga merupakan Founder Panca Olah Institute. Ia menyampaikan bahwa tidak ada kebahagiaan yang berasal dari luar diri, karena semuanya berasal dari dalam diri manusia.

Jika kita masih menganggap bahagia bisa didapatkan dari luar diri, maka sebenarnya kita belum bisa membedakan kesenangan dan kebahagiaan. Kesenangan dalam skalanya masih berada di level yang rendah dan temporer, sementara kebahagiaan merupakan sesuatu yang lebih mendalam dan bertahan lama.

Sarasehan Selasa Kliwonan: Seni Hidup Bahagia Ki Ageng Suryomentaram

Di sisi lain, dari pengalamannya membantu begitu banyak orang dalam menemukan makna kebahagiaan, Coach Jaya juga mengutarakan pentingnya meningkatkan level kesadaran sebagai manusia. Jika sebelumnya Pak Aji berpendapat rasa itu berlapis-lapis, begitu pula dengan kesadaran manusia yang beringkat-tingkat, dari level terbawah hingga teratas.

Langkah praktis yang diberikan Coach Jaya untuk menuju hidup bahagia ialah dengan befokus untuk membersihkan sampah-sampah dalam diri kita, baik berupa sampah emosi, luka batin, dan sejenisnya yang tiap hari terus bertambah tanpa manusia sadari.

Tak lupa ia mengajak para peserta yang hadir untuk menjadikan hidup sebagai perayaan syukur dan suka cita serta menghadapi segala sesuatu yang ada di depan mata dengan selalu menyadari, menghargai, dan mensyukurinya sebagai guru jiwa untuk melatih rasa kita sebagia manusia.

Melengkapi dua perspektif yang telah disampaikan, Dik Doank yang berangkat dari latar belakang pekerja kreatif sebagai seniman dan musisi mendorong setiap manusia untuk menjadikan kebahagiaan bukan sebagai tujuan, melainkan proses yang dinikmati dan dijalani. Bahkan ia menyampaikan bahwa manusia perlu belajar seni untuk bisa meluaskan cakrawala pemikirannya tentang kebahagiaan.

Sarasehan Selasa Kliwonan: Seni Hidup Bahagia Ki Ageng Suryomentaram

Pria yang juga menginisiasi lahirnya Kandang Jurank Doank sebagai pusat kegiatan kreatif bagi masyarakat umum itu menyampaikan bahagia bukanlah tingkatan tertinggi pencapaian manusia, karena baginya yang lebih penting ialah bagaimana hidup selaras dengan apa yang Tuhan ridai dalam kehidupan.

Pasca pemantik dari beberapa narasumber tersebut, forum Sarasehan Selasa Kliwonan diperkaya dengan pertanyaan-pertanyaan kritis nan reflektif dari peserta yang hadir. Suasana syahdu mewarnai keseluruhan jalannya acara, sehingga peserta yang hadir pulang dengan membawa makna kebahagiaan masing-masing dari pertemuan di malam hari itu.


Leave a Reply