PancaOlah.com – Pada hari Jumat (15/03) waktu setempat, SMAN 4 Bogor mengadakan program SmartTren Ramadhan yang bertujuan untuk memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa-siswi di sekolah dalam menjalani ibadah puasa serta tetap melakukan aktivitas di sekolah sebagaimana hari-hari biasa.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut kepala sekolah, jajaran wakil kepala sekolah, para guru, dan siswa-siswi kelas X dan XI SMAN 4 Bogor. Coach Indra Hanjaya, seorang Spiritual Life Coach dan Founder Panca Olah Institute dihadirkan sebagai pembicara utama dalam sesi penguatan dan motivasi yang berlangsung di dalam sekolah.
Sebagai pembuka, pria yang akrab disapa dengan Coach Jaya itu terlebih dahulu menjelaskan latar belakang ibadah puasa, apa keutamaan bulan Ramadhan, dan bagaimana menjadikan Ramadhan sebagai momen untuk mentransformasi diri.
"Dalam budaya Sufi, Ramadhan adalah bulan memetik. Adapun dua bulan sebelumnya, yakni Rajab dan Sya'ban, secara berurutan ialah bulan menanam dan memupuk. Sepuluh hari pertama di bulan Ramadhan ada rahmatnya Allah, kemudian sepuluh hari kedua terkandung ampunan-Nya, serta sepuluh hari terakhir adalah fase pembebasan dari api neraka," ungkap Coach Jaya dengan tegas.
Puasa adalah ibadah tertua di muka bumi. Semua agama, bahkan semua makhluk, di dunia menjalankan praktik ibadah puasa. Jika kita mau belajar dari kupu-kupu, ia pun sebenarnya berpuasa pada fase kepompong (pupa) sebelum menjadi kupu-kupu yang indah. Alkisah Rasulullah sendiri berpuasa setiap hari pada masa pra-kenabiannya saat beliau banyak menghabiskan waktu di Gua Hira.
Dalam Al-Qur'an, diceritakan bahwa kewajiban berpuasa merupakan salah satu sarana bagi manusia untuk mencapai derajat takwa. Lalu apa sebenarnya makna dari takwa itu sendiri? Selama ini ia sering diartikan sebagai perasaan takut kepada Allah. Padahal, ketakwaan pada arti sebenarnya merupakan bentuk cinta manusia, sehingga dari rasa cinta itu timbul kesadaran untuk berperilaku sesuai tuntunan Allah dan Rasulullah.
Bentuk cinta itulah yang akan mendasari setiap perilaku dan gerak-gerak dalam hidup setiap orang. Ciri utama dari orang yang bertakwa adalah mereka yang baik hatinya. Ada banyak cerita mengenai bagaimana pribadi yang baik hatinya bisa mendapatkan segala hal yang bahkan ia tidak sangka-sangka akan datang dalam hidupnya.
Hal ini sejalan dengan apa yang disuratkan Allah Swt dalam QS. Ath-Thalaq ayat 2-3 yang berisi tentang hadiah bagi orang yang bertakwa. Dalam salah satu bagiannya, disebutkan bahwa bagi orang yang bertakwa, maka akan disediakan jalan keluar baginya serta diberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka oleh manusia.
Pada kesempatan tersebut, Coach Jaya menceritakan kisah seorang ibu tua (dalam bahasa Jawa disebut dengan mbok) yang berprofesi sebagai tukang sapu di Pasuruan, Jawa Timur. Beliau memiliki hati yang baik dan vibrasi energi yang kuat. Singkat cerita, ia mendapatkan hadiah untuk berangkat haji dari salah seorang pemilik tour travel.
Mendengar ucapan itu, si mbok mengucapkan rasa syukur dan terima kasih dengan ekspresi yang biasa saja, tidak berlebihan (selebrasi). Menurut Coach Jaya, sikap biasa saja dalam merespon apa pun yang terjadi dalam hidup ini juga menjadi komponen penting bagi siapa saja yang ingin mencapai derajat takwa.
"Tujuan (goals) dari orang yang bertakwa adalah hati yang selamat (qalbun salim)," lanjut Coach Jaya. Kondisi hati yang selamat ini hanya bisa dimiliki jika kita memilik kontrol diri penuh dan tidak bereaksi berlebihan, baik dalam konotasi buruk maupun baik.
Lebih jauh, ia mengemukakan bahwa orang yang bertakwa pastilah bahagia. Hidupnya jauh dari perasaan takut, resah, dan sedih. Manusia juga akan bisa sampai derajat takwa jika ia terampil dalam bersikap sabar, ridha, dan ikhlas atas semua peristiwa dalam hidupnya. Tak hanya itu, dalam paparannya, Coach Jaya juga menjelaskan bahwa orang yang bahagia akan memiliki peluang untuk sukses lebih besar berdasar riset ilmiah di banyak negara.
Coach Jaya juga membagikan kiat-kiat agar menjadi orang yang beruntung dan kaya raya. "Pola orang kaya dan beruntung ialah lembut hatinya. Ada tiga kiat agar kita bisa menjadi orang yang diberi kekayaan. Pertama, tidak merasa dongkol. Kedua, tidak marah, iri, dengki, dan beragam penyakit hati turunannya. Ketiga, tidak berkomentar atas apa pun yang terjadi.
Oleh karena itu, Coach Jaya mengajak para hadirin mendawamkan tiga doa sebagai booster terhadap hidup setiap manusia. Doa tersebut adalah permintaan kepada Allah untuk memuliakam hati, akhlak, dan peran hidup kita sebagai manusia.