Pada tanggal 3 Februari 2021, Panca Olah Institute menyelenggarakan pelatihan belajar interaktif secara daring bersama para guru SMP se-Kabupaten Sidoarjo, baik dari sekolah negeri maupun swasta. Upaya ini dilakukan sebagai salah satu ikhtiar untuk meningkatkan kapasitas guru dalam proses belajar mengajar secara daring.
Berdasar data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, persentase pembelajaran yang interaktif secara daring dalam skala nasional selama masa pandemi hanyalah sebesar 38 persen. Sementara sebagian besar pola pembelajaran cenderung satu arah, di mana murid mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru.
Dilansir dari data yang sama, terdapat beberapa hambatan yang dialami guru dalam kegiatan belajar mengajar secara online, di antaranya faktor lingkungan siswa, faktor internal siswa, dan ketersediaan sarana prasarana yang dimiliki siswa. Meskipun demikian, faktor terbesar yang menjadi hambatan guru dalam pembelajaran secara daring justru rendahnya kemampuan guru dalam mengoperasikan perangkat digital.
Mengawali pelatihan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Drs. Ec. Asrofi, MM, MH memberikan keynote speech yang berisikan pesan bagi kepala sekolah dan guru SMP untuk membimbing murid dalam menemukan bakat dan potensi terpendamnya. Hal ini dikarenakan tiap anak memiliki tipikal kecerdasan yang berbeda, sehingga potensi yang dimiliki juga tidak sama satu dengan lainnya.
Selain itu, beliau juga menekankan bahwa sebenarnya tidak ada sekolah unggulan, karena setiap sekolah unggul dalam kriterianya masing-masing. Aspek yang perlu disiapkan oleh sekolah ialah pembekalan mengenai keterampilan hidup (life skill) dalam dunia nyata, di samping kemampuan akademik (academic skill).
Mukri Aji bertindak sebagai coach dalam pelatihan pembelajaran daring secara interaktif. Dengan pengalamannya sebagai seorang experiental learning specialist, ia mengajak peserta pelatihan untuk beraktivitas sembari merefleksikan hal-hal yang menjadi hambatan guru untuk melakukan pembelajaran secara interaktif.
Ada empat komponen yang menjadi pilar pembelajaran daring secara interaktif, yakni ketersediaan guru untuk membuka pikiran dan hatinya, paradigma guru sebagai fasilitator, komunikasi interdependen, dan edutech learning. Melalui penguasaan akan keempat hal di atas akan menjadikan guru mampu mendesain proses belajar mengajar lebih aktif dan interaktif, sehingga sang anak tetap mendapat hasil pembelajaran secara optimal walaupun pembelajaran dilakukan secara daring.