Transformasi Diri ala Rasulullah, Menyambut Kemuliaan Maulid Nabi Muhammad

SENIN, 3 OKTOBER, 2022

Transformasi Diri ala Rasulullah, Menyambut Kemuliaan Maulid Nabi Muhammad

Sebagai makhluk spiritual yang diberi peran sebagai manusia, tentu jalan hidup setiap orang berbeda-beda. Pengalaman dan pengamalan tiap orang berdampak pada kehidupan seperti apa yang akan ia jalani dan nikmati.

Meskipun demikian, tanpa persetujuan atau deklarasi pun, mestinya kita sadar bahwa kita telah banyak berbuat dosa, kesalahan, kelalaian, dan kealpaan. Entah disengaja atau tidak. Yang jelas dan perlu diakui ialah bahwa kita adalah manusia yang berlumuran kotoran.

Belum lagi program diri yang salah dan bersifat negatif, tingkat kesadaran yang rendah, hingga amal yang tidak optimal. Jika diibaratkan seorang pasien, kebanyakan manusia saat ini berada dalam kondisi sakit kronis dan kritis, sehingga upaya yang harus dilakukan untuk menyembuhkan sakit itu ialah harus melalui mekanisme operasi bedah.

Bedanya, operasi bedah yang perlu kita lakukan dan jalani bukanlah dalam artian fisik, melainkan secara rohani dan spiritual. Dalam hal ini, terdapat satu metode operasi bedah rohani yang mutlak harus kita tempuh untuk perbaikan diri secara total dan maksimal. Metode itu tak lain bernama uzlah.

Dalam catatan sejarah, tidak ada orang sukses, baik dalam hal spiritual maupun umum, yang tidak menempuh jalan uzlah. Semua orang besar, para penemu, spiritualis, para nabi dan kekasih-Nya mendapatkan kemuliaan dengan proses uzlah.

Artinya, mereka semua menempuh jalan uzlah, terlepas perbedaan teknis dan cara yang dilakukan oleh tiap individu. Orang-orang yang kemudian menjadi makhluk utama dalam rentang hidupnya bisa dipastikan ia melewati jalan uzlah sebelumnya.

Rasulullah adalah orang yang gemar melakukan uzlah, terutama saat-saat sebelum beliau kemudian diangkat menjadi nabi di usia 40 tahun. Lokasi yang biasa digunakan oleh Rasulullah ialah Gua Hira.

Nabi Muhammad saw uzlah dan beribadah di sana selama beberapa malam. Terkadang Rasulullah saw uzlah di sana selama 10 malam dan tak sesekali lebih lama lagi hingga sebulan penuh.

Kemutlakan jalan uzlah ini bersifat universal, serta melintasi agama, ras, dan keyakinan. Tidak ada pencapaian besar atau dahsyat yang tidak melalui uzlah. Bahkan seorang Albert Einstein pun melakukan metode ini di balik penemuan-penemuan canggih di bidang sains, khususnya fisika, yang ia tekuni.

Uzlah sendiri bisa diartikan sebagai menyendiri dan menyingkir dari hiruk-pikuk kehidupan dan masyarakat luas untuk terhubung dengan Zat yang Maha Suci, bernaung dalam pelukan cinta dan kasih Allah, serta tak lupa terhubung dengan diri kita sendiri.

Keterhubungan dengan diri sendiri ini juga penting, karena dengan pengenalan diri yang baik dan tepat itulah pondasi untuk merengkuh dan mendapatkan hal-hal lain yang kita inginkan dalam hidup ini.

Saat kita menyingkir sejenak, yang kita lakukan kemudian ialah mengasah diri, mengasah jiwa, dan mengasah kesadaran sebagai seorang makhluk spiritual yang diberi peran sebagai manusia. Dengan proses pengasahan itu, maka kesadaran, kepekaan, kepedulian, dan kontrol diri kita akan meningkat.

Pun demikian bagi orang-orang yang terjun di bidang umum. Saat mereka menyepi, biasanya mereka mengasah keterampilan dan melakukan percobaan-percobaan untuk menemukan formula yang pas dalam memecahkan persoalan yang sedang mereka coba untuk pecahkan.

Catatan penting yang harus diperhatikan saat kita menempuh jalan uzlah ialah hal ini harus dilakukan di bawah bimbingan dan pengawasan seorang mursyid (pembimbing) yang berpengalaman dan kompeten dalam hal tersebut.

Secara teknis, berikut beberapa poin yang harus dipersiapkan saat kita ingin menempuh jalan uzlah:

    1. Uzlah dilakukan dalam rentang waktu tertentu, mulai dari 3 hari, 7 hari, 10 hari, 14 hari, 21 hari, 41 hari, dua bulan, empat bulan, enam bulan, dan seterusnya. Durasi paling minimal dalam proses uzlah ialah sepanjang 3 hari.
    1. Uzlah dilakukan di tempat yang tenang dan jauh dari hiruk-pikuk keramaian.
    1. Saat melakukan uzlah, seseorang wajib meminta izin dan bimbingan untuk melakukan uzlah kepada sang guru
    1. Sebelum menempuh uzlah, seseorang harus berkomunikasi dan menyampaikan maksud tujuan beruzlah dengan keluarga terdekatnya (misalnya istri dan anak, orang tua, partner bisnis, pegawai, dan lain sebagainya).
    1. Menyiapkan perbekalan berupa makanan (hendaknya menghindari unsur hewani seperti
    1. Menjaga wudhu secara kontinyu dan terus-menerus selama proses uzlah..
    1. Mengurangi waktu tidur dan istirahat, serta lebih banyak mengisinya dengan aktivitas yang bersifat positif dan mendukung tercapainya hasil yang maksimal dari uzlah yang dilakukan.
    1. Menggunakan wewangian yang berbahan dasar alamiah.
    1. Menjalankan amalan berupa wirid dan amaliah yang telah diijazahkan oleh seorang guru
    1. Mengurangi interaksi sosial, baik secara nyata maupun virtual melaui gawai yang dimiliki masing-masing orang.


Leave a Reply