Dalam hidup ini, ada hal yang perlu menjadi prioritas, dan hal itu ialah pemulihan jiwa, pembersihan jiwa, dan penyembuhan jiwa. Dari tataran spiritual, mayoritas manusia saat ini dalam keadaan sakit jiwa, di mana tandanya ialah begitu banyaknya alarm yang menyala di segala lini kehidupan kita. Hal ini berpengaruh terhadap rezeki dan kesejahteraan hidup kita.
Hutang-hutang kehidupan adalah hal nomor satu yang perlu dibereskan oleh setiap manusia. Ada karma-karma yang belum selesai, sehingga hal ini membuat kita mengalami kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan dalam hidup kita.
Urusan spiritual itu lebih utama dari nafas hingga detak jantung kita. Nafas maupun detak jantung merupakan hal yang sangat vital bagi kehidupan fisik kita. Namun ternyata, spiritualitas itu berada dalam skala yang lebih penting dari kedua hal itu. Spiritualitas inilah yang mendorong lahirnya kesadaran dalam diri kita.
Kegagalan kita sering kali diakibatkan oleh tidak adanya energi cinta dan welas asih dalam diri manusia, ditambah lemahnya otot syukur yang terkandung dalam diri kita. Akumulasi dari dua faktor itu pula yang membuat banyak dari kita merasa terjebak dalam kondisi yang begitu-begitu saja, baik dari aspek finansial dan lain sebagainya.
Allah sendiri memiliki sifat Al-Ghanniy, yang berarti Maha Kaya. Pertanyaan yang mengemuka kemudian ialah jika Allah sudah Maha Kaya, mengapa ia mensyaratkan kepatuhan bagi manusia untuk beriman, ditunduk dan dipatuhi, serta ditaati perintah-perintah dari-Nya?
Jawabannya ialah karena cinta (mahabbah). Atas nama cintalah Allah menciptakan alam semesta dan membuat keteraturan atas segal hal di dalamnya, termasuk manusia. Karena cintalah planet ini beredar sesuai fitrah dan tidak bertabrakan satu dengan yang lainnya. Karea cintalah Allah memuliakan manusia.
Oleh karena itu, ibadah-ibadah serta peran hidup yang kita jalani sudah selayaknya menjadi simbol cinta kita terhadap Allah, bukan semata penggugur kewajiban yang kita lakukan dengan setengah hati.
Banyak hal bisa dibersihkan dengan air untuk yang bersifat fisik. Begitu pula dosa bisa dibersihkan dengan sedekah, musibah, taubat, atau haji dan umrah. Akan tetapi, banyak hal terbawa mati yang belum selesai dan tidak bisa dibereskan dengan apa pun, seperti kebencian, kedengkian, dan kekufuran (hal-hal yang bersifat virus).
Ada kebuntuan yang tidak bisa terbuka, ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan, ada utang yang tidak bisa dibayar, ada karma-karma yang tidak bisa diselesaikan, ada kotoran yang tidak bisa dibersihkan, ada karakter-karakter yang tidak bisa diubah, dan ada takdir-takdir yang tidak bisa diutak-atik karena sudah terblok lebih dulu.
Satu-satunya energi yang bisa mengubah dan membereskan semua itu ialah energi cinta, karena dari cinta muncul sikap welas asih yang dapat menembus hal-hal yang begitu rapat dan tidak bisa ditembus sebelumnya.
Kisah seseorang yang menyakiti ibu kandungnya dengan melakukan penghinaan bisa menjadi contoh. Alkisah, sang ibu tidak bisa memaafkan perlakuan anaknya. Hal ini berefek pada kehidupan sang anak yang cenderung stagnan dan tidak bisa meraih kesuksesan dalam setiap hal yang dilakukan. Pada akhirnya, hal itu bisa selesai ketika sang ibu memilih memaafkan anaknya, dan hambatan yang dialami sang anak pun seketika lenyap.
Kebekuan, kekerasan, dan kegelapan hati itu lumernya dengan cinta. Saat kita memiliki masalah yang tidak kunjung selesai, maka yang perlu dilatih ialah bagaimana agar kita bisa memiliki sikap welas asih dan cinta kepada sesama manusia, termasuk kepada seluruh makhluk ciptaan Allah.
Sesekali cobalah letakkan masalah kita, jangan menjadikan masalah itu sebagai beban. Di sisi lain, latihlah setiap hari untuk menebar rasa cinta dan sikap welas asih terhadap siapa pun yang kita temui di jalanan saat sedang beraktivitas sehari-hari.
Allah sendiri memiliki sifat yang Maha Cinta (Al-Wadud). Adapun makrifat yang dialami seorang manusia itu pada hakikatnya adalah puncak rasa cintanya terhadap Allah Swt.
Oleh karena itu, kita perlu membiasakan tiga hal penting untuk melatih rasa cinta dan welas asih dalam diri. Pertama, ialah dengan melakukan salam sepenuh cinta. Yang dimaksud dengan salam sepenuh cinta ialah kita mendoakan orang lain secara kontinyu setiap harinya. Mulai dari orang tua, orang yang kita cintai dan sayangi, hingga kepada orang yang telah menyakiti hati dan membenci kita.
Kedua, ialah dengan memandang apa pun yang kita pandang dengan pandangan yang penuh kasih (ainur rahmah). Dalam bahasa lain, ia bisa disebut sebagai praktik husnudzan (berbaik sangka) terhadap orang lain yang kita temui di luar sana.
Kemudian, aspek ketiga yang tak kalah penting ialah napas cinta dan syukur setiap waktu. Secara praksis, kita perlu meniatkan untuk menarik energi cinta dan welas asih saat menarik napas, kemudian menghembuskannya dengan niat untuk menebar cinta dan welas asih terhadap seluruh makhluk ciptaan-Nya.
Tiga hal ini perlu dipraktikkan setiap harinya, dan Anda akan merasakan perubahan yang luar biasa dalam kehidupan yang sedang Anda jalani.
Perlu diingat kembali bahwa kita harus bisa membedakan jurus dengan tenaga dalam. Jurus itu di antaranya salat tahajjud yang kita lakukan, sedekah, tirakat, atau beragam hal ritual lainnya. Sedangkan tenaga dalam adalah rasa cinta dan welas asih yang terpancar dari dalam diri kita.
Seribu jurus akan kalah dengan satu tenaga dalam yang berlandaskan ketulusan dan disertai energi cinta dan welas asih di dalamnya. Hal ini berlaku pula dalam praktik terhadap diri kita sendiri. Kita harus bisa membuat sel yang ada di dalam diri kita merasa jatuh hati, bukan malah dizalimi dengan overthinking, iri dengki, buruk sangka, dan lain sebagainya.
Selama ini kita merasa urusan kita lebih penting dibanding orang lain. Maka cobalah dalam satu hari letakkan semua itu (urusan, utang, atau masalah kita) dan coba untuk menomorsatukan orang lain dengan melakukan salam sepenuh cinta, memandang apa pun dengan pandangan kasih sayang, serta napas cinta dan syukur.
Hasilnya, Anda akan ditolong oleh-Nya dan urusan yang Anda anggap lebih penting dari urusan orang lain itu akan dengan mudah diselesaikan oleh Allah. Sakit Anda akan disembuhkan, karma Anda akan dibereskan, serta apa saja yang menjadi problem Anda akan dituntaskan atas rahmat dan pertolongan-Nya.
Penulis: Indra Hanjaya - Chairman