Di tahun 2021 ini, Bogor telah berusia setengah milenium lebih. Tepatnya 539 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa secara matematis Bogor termasuk kota yang tua dari sisi historisnya.
Sejarah Bogor terkait erat dengan Kerajaan Pajajaran. Banyak literatur sejarah menyebutkan bahwa Bogor di masa lalu merupakan pusat pemerintahan kerajaan yang menguasai tanah pasundan sekitar abad 13-15 tersebut.
Beberapa sumber tersebut antara lain Naskah Carita Waruga Guru, De Batoe Toelis te Buitenzorg karya K.F. Holle, dan Encyclopedie van Niederlansch Indie tulisan G.P. Rouffaer. Menurut Holle, dahulu kala Bogor disebut dengan Pakuan yang berarti maharaja. Poerbatjaraka dalam De Batoe-Toelis bij Buitenzorg memiliki pendapat lain bahwa Pakuan bermakna istana.
Penetapan tanggal 3 Juni sebagai hari jadi Bogor sebenarnya juga didasarkan pada hari penobatan Prabu Siliwangi sebagai raja yang memerintah di Kerajaan Pajajaran pada 3 Juni 1482 sebagaimana dinyatakan dalam prasasti Batutulis.
Prasasti Batutulis sendiri dibuat oleh Prabu Surawisesa, anak dari Prabu Siliwangi, sebagai peringatan untuk mengenang masa kejayaan sang ayahanda Sri Baduga Maharaja atau lebih populer dengan nama Prabu Siliwangi (1482-1521 M).
Menyongsong hari jadi yang ke-539, pemerintah Bogor meluncurkan logo dan tema yang bertajuk Jagratara Waluya. Jagratara berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti selalu waspada, sedangkan kata Waluya diambil dari bahasa Sunda yang bermakna sehat atau selamat.
Secara utuh, Jagratara Waluya bisa dimaknai sebagai Bogor bersama warganya harus selalu waspada dengan kemungkinan situasi dan kondisi terburuk agar terjaga keselamatan dan kesehatan warganya.
Atep Budiman, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, sebagaimana dilansir Tempo mengatakan bahwa logo HUT Bogor ke-539 itu terdiri dari berbagai ikon Bogor. Gambar gunung dan gedung pada angka 5 misalnya bermakna bahwa Bogor terletak di bawah kaki Gunung Salak dan terus berkembang sesuai spirit zaman.
Selanjutnya, gambar daun dan Istana Bogor pada angka 3 merupakan simbol Bogor sebagai kota yang hijau dan alami, serta perannya yang vital dalam perjalanan sejarah bangsa dan negara.
Adapun makna gambar kujang berlatar belakang batik pada angka 9 ialah metafor bahwa Bogor merupakan kota pusaka yang melestarikan kebudayaan nusantara. Makna warna biru pada logo melambangkan ketenangan, dan cerminan Bogor sebagai kota tempat orang-orang datang menikmati ketenangan.
Warna hijau dan dedaunan melambangkan Bogor yang identik dengan kesegaran dan pepohonan. Warna oranye dan merah melambangkan kreativitas, yakni warga Bogor sudah seharusnya terus berinovasi dan berkreasi dalam berbagai sektor kehidupan.
Panca Olah Institute sebagai lembaga pengembangan diri memulai langkahnya di Bogor pada tahun 2016 lalu. Selaras dengan apa yang dicanangkan pemkot, Panca Olah Institute juga berfokus pada pemberdayaan manusia demi mencapai kesehatan pikiran, mental, hingga spiritual.
Dikemas dalam bentuk pelatihan indoor maupun outdoor, program-program yang diluncurkan Panca Olah Institute bertujuan untuk meningkatkan kualitas diri setiap pribadi. Penggunaan metode Panca Olah, Experiental Learning, pendekatan VAK (Visual-Auditori-Kinestetik), Neuro-Linguistic Programming (NLP), Hypno-Eft, serta Spiritual Life Question (SLQ) menjadi pondasi utama dalam menciptakan pelatihan yang berdampak bagi mereka yang mengikutinya.